Diskriminasi guru terhadap muridnya di SMANONE

Sengaja saya menulis kisah ini, krn terjadi pada anak saya sendiri. Anak saya sekolah di SMANONE PKU. Karena sewaktu tamat dari SMP nilai UN nya tinggi, sehingga bisa masuk ke sekolah favorit yang diinginkannya. Sebenarnya kami orang tua lebih senang kalau dia masuk ke sekolah kejuruan, tapi karena keinginannya kami relakan dia memilih sekolah yang diinginkannya lewat jalur online. Bagi orang tua yang tidak mampu atau biasa saja hanya mengandalkan nilai anaknya agar bisa masuk sekolah yang diinginkannya, tapi jika rasanya nilai tesebut tidak memungkinkan untuk masuk kesekolah favorit, maka lewat jalur "tempatan" yang pasti diterima. Tapi sebagian orang kaya sistem onlina ini tidak berlaku, mereka bisa melakukan berbagai cara, seperti pendekatan kpd guru2 sekolah tujuan atau lewat kepala sekolah, atau lewat dinas yang tentunya semua itu tdk gratis.
Kembali ke anak saya akhir dia diterima di sekolah favorit di kota ini yaitu di SMANONE PKU. Sebelum belajar orang tua murid dikumpulkan atau dirapatkan di ruang aulau sekola, untuk menyepakati biaya masuk sekolah termasuk baju seragam, uang pembangunan, uang kursi, uang pemeliharaan kebersihan dll, yang jumlahnya mendekati Rp.8 juta.
Bagi orang kaya angka tersebut tidak masalah karena anaknya telah diterima di sekolah favorit, tapi bagi orang yang tidak mampu atau biasa2 saja, angka tersebut sangatlah berat, tapi demi anak wajib disanggupi, walaupun ada jalan kalau ingin biaya murah bisa mengurus "surat miskin" ke kelurahan setempat. Karena kami tidak termasuk orang miskin dan juga tidak kaya akhirnya diusahakan mencari biaya tersebut semampu kami.

....nanti dilanjutkan....

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »